Prabowo Teriak Anti Asing, Tapi Mau Terima Dana Bantuan Dari Pengusaha Tionghoa - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Sunday, December 9, 2018

Prabowo Teriak Anti Asing, Tapi Mau Terima Dana Bantuan Dari Pengusaha Tionghoa


Jakarta – Calon Presiden no urut 02, Prabowo Subianto menghadiri acara Gala Dinner bertajuk Bisnis dan Tionghoa di Mata Prabowo Subianto bersama pengusaha Tionghoa di Sun City Ballroom, Jakarta, Jumat malam (7/12). Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menerima dana bantuan dari pengusaha Tionghoa sebesar Rp460 juta dan mendapatkan patung emas bentuk naga serta lukisan.

Selama ini Prabowo Subianto telah memainkan strategi inkonsistensi sebagai indikator dari metode firehose of falsehood atau selang bakar untuk kekeliruan. Dengan menggunakan obvious lies atau kebohongan tersurat yang direncanakan untuk membangun ketakutan, teknik kebohongan diproduksi secara masif dan simultan melalui media-media pemberitaan yang dimiliki.  Metode ini pernah dimainkan oleh Donald Trump pada saat Pilpres Amerika Serikat tahun 2016 silam.

Dalam kasus Prabowo melalui serangkaian kegiatan seperti kunjungan dari Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian, kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinland, Ceramah pada Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), serta yang terbaru adalah adanya dukungan dari komunitas Tionghoa menunjukkan adanya inkonsistensi yang membingungkan orang untuk menilainya antara seorang nasionalis atau anti asing. Prabowo seolah berbicara poin A dalam satu kesempatan, namun mengungkap poin B di kesempatan yang lain.

Selama ini kampanye yang dilakukan Prabowo hanya retorika, yakni suatu seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis dengan menggunakan janji-janji politik dalam rangka mempengaruhi para pemilih. Retorika juga menjadi jalan bagi politisi pengguna strategi inkonsistensi untuk mempengaruhi audience.

Dalam konteks Prabowo, ucapannya dalam berbagai forum dengan sifat paradoksal adalah sebuah inkonsistensi yang secara sadar atau tidak, telah memanipulasi. Sikap awalnya adalah anti asing dan seringkali disampaikan di hadapan para pendukungnya.

Namun, dalam kesempatan pertemuan dengan perwakilan Tiongkok dan Australia, ia menyebut bahwa perlunya menjaga hubungan baik dengan mereka. Tidak berhenti disitu, di tengah jargon anti asing dan aseng ia malah bersedia hadir dan didukung oleh komunitas Tionghoa.

No comments:

Post a Comment