7 Cara Cegah Varian Baru Corona yang Kasusnya Terus Bertambah di Indonesia - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Saturday, March 20, 2021

7 Cara Cegah Varian Baru Corona yang Kasusnya Terus Bertambah di Indonesia


Jakarta
 - Kasus varian baru Corona terus bertambah di Indonesia. Teranyar, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut satu kasus impor Corona B117 datang dari Afrika.

"Kasus ketujuh yang baru kita temukan 12 Maret dari Ghana masuk ke Indonesia," jelas Menkes Budi dalam konferensi pers Jumat (21/3/2021).

Meski begitu, Budi menyebut tracing sudah dilakukan dan kondisi kasus impor Corona B117 tersebut sudah negatif COVID-19.

Tetap perlu waspada, berikut 7 cara mencegah risiko tertular varian baru Corona, dikutip dari Healthline.

1. Kurangi kumpul-kumpul!

Kebanyakan klaster Corona muncul usai aktivitas kumpul-kumpul bersama keluarga maupun teman. Meski dalam lingkungan dekat, pastikan hanya melakukan kontak seminimal mungkin dengan adanya varian baru Corona yang lebih cepat menular.

"Setiap orang yang menghabiskan waktu bersama Anda di dalam ruangan yang tinggal di luar rumah meningkatkan risiko Anda terpapar COVID-19 dan membuat pelacakan kontak lebih sulit," sebut pakar mikrobiologi Jason Tetro.

Meski tampak sulit menghindari pertemuan karena manusia adalah makhluk sosial, hal ini penting dilakukan agar pandemi COVID-19 segera mereda dan bisa kembali ke aktivitas seperti biasanya.

"Tidak mungkin bisa langsung kembali ke 'old-normal' di masa-masa ini," tegasnya.

2. Membatasi waktu 'shopping' di luar rumah

Belanja makanan hingga pakaian disebut pakar lebih baik dilakukan secara online. Di tengah merebaknya varian baru Corona, penularan COVID-19 bisa menjadi dua kali lipat lebih tinggi.

"Daripada berbelanja makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya dengan santai, cobalah persingkat waktu di luar, dengan berbelanja offline," jelas Scott Braunstein, direktur medis Sollis Health di Los Angeles.

"Jika memungkinkan, gunakan opsi seperti delivery di tepi jalan atau layanan pengiriman untuk mengurangi risikO terpapar COVID-19."

3. Hati-hati saat kembali bekerja dan sekolah

Bagi mereka yang tak bekerja dari rumah, pakar menyarankan untuk memperhatikan tempat atau ruangan dengan ventilasi buruk. Sebisa mungkin bekerja di tempat aliran udara yang baik.

Pasalnya, banyak kasus hingga klaster Corona yang diawali dari lingkungan pekerjaan. Hal ini mungkin terjadi lantaran banyak karyawan yang melakukan meeting atau bekerja di dalam ruangan berventilasi buruk sehingga risiko penularan COVID-19 secara airborne tinggi.

"Banyak infeksi didapat melalui kontak di tempat kerja, jadi pastikan untuk terus melakukan jarak sosial di tempat kerja, memindahkan rapat atau pertemuan lain di luar, jika memungkinkan, atau virtual," katanya.

Begitu juga bagi sejumlah negara yang sudah kembali membuka sekolah. Penting untuk selalu diawasi, jumlah siswa yang hadir di setiap kelas tak melebihi batas maksimal.

"Tempat pembelajaran sekolah juga harus mengurangi jumlah siswa, atau dipindahkan ke luar ruangan, jika cuaca memungkinkan," kata Braunstein.

4. Waspadai klaster di tempat ibadah

Menurut survei ahli epidemiologi, tempat ibadah digolongkan sebagai risiko tinggi penularan virus Corona, selain bar, penjara, panti jompo, dan restoran dalam ruangan.

"Kita lihat, keramaian pertemuan dengan nyanyian dan partisipasi vokal lainnya bisa menyebar secara masif," kata Tetro.

"Berdoa di rumah mungkin tidak terasa senyaman bersama sesama jemaat, tetapi itu akan membantu Anda merasa aman. Layanan luar ruangan dan virtual juga dapat menghubungkan Anda dengan komunitas religius dan mengurangi risiko bagi siapapun," bebernya.

5. Perlukah double masking?

Pakar penyakit menular ternama Anthony Fauci menyarankan untuk 'double masking' mulai saat ini. Hal ini dinilainya lebih efektif mencegah varian baru Corona yang terus bermunculan.

Namun, Tetro menyebut tidak perlu menggunakan masker ganda, jika sudah memiliki dua hingga tiga lapisan dalam satu masker.

"Penelitian telah menunjukkan bahwa ini cukup untuk menghentikan cukup banyak tetesan agar tidak masuk. Ingat, masker apa pun harus dipakai dengan benar, diketatkan di atas hidung dan di sekitar dagu," kata Tetro.

6. Jangan lupakan hand sanitizer

CDC terus merekomendasikan praktik kebersihan yang baik dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Selain itu, menggunakan hand sanitizer dengan kandungan setidaknya 60 persen alkohol, saat sabun dan air tidak tersedia.

"Mengingat dosis infeksi yang lebih kecil yang diperlukan untuk menularkan strain baru, aktivitas seperti menyentuh kartu kredit atau pegangan pompa bensin menjadi lebih berisiko," kata Braunstein.

"Bawalah satu botol kecil hand sanitizer agar bisa segera membersihkan tangan dari kontaminasi virus di permukaan benda setelah beraktivitas."

7. Segera vaksinasi!

Saat mendapat giliran, segeralah vaksinasi. Braunstein mengatakan, varian baru Corona yang menyebar saat ini belum banyak mempengaruhi keefektifan vaksin.

"Namun, bisa dibayangkan bahwa salah satu varian lain, atau varian masa depan, mungkin memerlukan vaksin baru atau diubah," katanya.

"Ini hanyalah satu alasan mengapa sangat penting bagi kami untuk memperlambat penyebaran dan memvaksinasi orang yang berisiko secepat mungkin."

Sumber

1 comment:

  1. A very awesome blog post. We are really grateful for your blog post. You will find a lot of approaches after visiting your post. airborne sanitiser

    ReplyDelete