Gelombang penolakan terhadap revisi UU KPK dengan mengangkat isu Presiden Jokowi melemahkan lembaga pemberantasan korupsi KPK banyak digerakan oleh orang-orarng yang sebetulnya tidak paham mengenai lembaga antirasuah itu.
Sebut saja Rocky Gerung yang paling getol sejak mencuatnya RUU KPK yang diusulkan oleh DPR.
Rocky pun lantas bermain dipusara otaknya yang dungu dengan memainkan secuil kepintarannya lalu menggiring opini itu di masyarkat bahwa Jokowi melemahkan KPK dengan menyetujui RUU KPK yang telah disahkan oleh DPR.
Seolah lelaki yang paling pintar (pintar kritik) Rocky menyebutkan, revisi UU KPK di DPR ibarat pertunjukan orkestrasi yang dipimpin Jokowi.
Bayangkan sebencinya itu dia terhadap Jokowi. Padahal soal revisi tersebut bukanlah kehendak Jokowi melainkan DPR.
“Karena presiden memimpin sendiri pelemahan KPK, melalui DPR seolah- olah itu legal,” kata Rocky Gerung di sela-sela kuliah umum di Universitas Bosowa, Makassar, Selasa (17/9/2019).
Tak berhenti disitu, Rocky juga menuduh bahwa revisi UU KPK telah dirancang dan direkayasa sejak awal.
“Jadi dari awal memang direkayasa disuruh cepat-cepat supaya isunya mengendap karena akan ada isu baru lagi, soal kebakaran hutan dan segala macam,” ucapnya.
Ini jelas bentuk provokasi kesekiankalinya yang dilakukan Rocky Gerung dengan menggiring opini bahwa Presiden Jokowi ingin melemahkan KPK, sementara faktanya tidaklah demikian.
Rocky Gerung tidaklah lebih pintar dari beberapa akademisi dan pencetus UU KPK yang jauh lebih paham tentang KPK dari pada dirinya.
Para akademisi sangat setuju dengan revisi UU KPK karena menyadari perlu ada perbaikan di lini pemberantasan korupsi.
Oleh karena itu, Rocky Gerung jangan merasa pintar padahal dungu hanya karena ingin mencari panggung lalu kemudian menjelek-jelekkan Presiden Jokowi.
No comments:
Post a Comment