Awas Ada Adu Domba untuk Indonesia Pecah - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Wednesday, August 21, 2019

Awas Ada Adu Domba untuk Indonesia Pecah


Kasus yang terjadi hampir secara beruntun tersebut dimungkinkan telah didesain oleh pihak tertentu. Masyarakat dan influencer kadang tak sadar dimainkan bak pion yang digiring untuk maju dan seolah menyuarakan kebenaran. UAS dengan gagah merasa tak bersalah dan tak pula minta maaf, pernyataan klarifikasi hanya melakukan pembenaran dari apa yang ia lakukan, yaitu tertutup dan terjadi 3 tahun lalu. Sementara, Umat kristiani semakin yakin untuk melaporkan, terhitung lebih dari 2 ormas yang melaporkan UAS ke Polisi. Pion bergerak sendiri dengan bermodalkan sentiment kebencian.
Kasus kericuhan di asrama Papua berhasil menggiring opini negatif terhadap FPI yang dianggap sebagai biang dan provokator. Dukungan pemberitaan media maenstrem membuat perhatian masyarakat terpusat, dalam sekejap FPI menjadi simbol kebencian yang menyulut kaum nasionalis awam panas. Di sisi lain, muncul reaksi berupa potongan video lama Haikal Hassan menjadi pemantik semangat masyarakat muslim awam untuk melawan kaum nasionalis awam.
Untuk para pihak keamanan yang berinisatif memburu penyebar video kebencian. Ini awal rangkaian pemicunya di mulai dari video UAS,
Salah satunya berawal dari video UAS itu sudah dari 3 tahun yang lalu, Intinya, video itu tidak ada. Tidak ada dalam channel Tafaqquh video. Lalu, bagaimana bisa video itu menyebar? Tidak tau. Namun yang jelas sesuai fakta, sejak video itu muncul, sudah ada reaksi beragam dari umat kristiani yang menuntut keadilan.
Presidium Rakyat Menggugat (PRM), dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) juga beberapa ormas lain turut melaporkan.
Setelah UAS viral, muncul pula perlawanan dari oknum, buzzer, akun bodong yang menyerukan save UAS. Artinya selamatkan UAS, tapi hebatnya seruan ini pun diprovokasi dengan video lama. Berikut lampiran cuitannya.
Satu kalimat fatwa JIHAD, keluar dari pemimpin kami.. Habis kalian...!!!!??
...
Siap Beh @haikal_hassan
#.KamiMenungguKomandoUlama..
....#KamiBersatuBersamaUAS#KamiBersatuBersamaUAS pic.twitter.com/p2yYZwvOIQ
— ???? kyr4_ ???? (@kyr4_) August 18, 2019
Video beberapa detik diatas muncul untuk semakin memanasi situasi. Bagi orang awam, mungkin akan menganggap video itu baru, sejatinya itu adalah video lama setahun yang lalu pada Apr 3, 2018.
Semua aktifitas ini terjadi sejak 2 hari terakhir, dan puncaknya adalah kasus teriakan “monyet kamu” yang dilakukan oknum aparat, dimana kalau kita telusuri lebih lanjut ada FPI pula sebagai awal dalam kegiatan konflik itu.
Konflik awalnya karena isu ada di satu grup (WhatsApp) bendera merah putih dipatah-patahkan dan dibuang di selokan
Datanglah Front Pembela Islam FPI bersama Pemuda Pancasila (PP), Sekelompok orang dari massa tersebut menyanyikan lagu bernada kebencian dengan lantang yang ditujukan bagi penghuni asrama mahasiswa.
Aparat datang entah dilaporkan oleh siapa, yang jelas setelah mereka datang, munculah kasus penghinaan tersebut
Diunggahan pertama video yang viral di warga Papua adalah link https://www.youtube.com/watch?v=ubNi-gaBDDs#action=share.
Sedangkan yang viral dikalangan netizen twitter adalah video berikut
Polisi mulai pada nongol di berita, mereka bilang makian2 rasial kemarin itu hoaks pic.twitter.com/7otOyls185
— Bhagavad Sambadha (@fullmoonfolks) August 19, 2019
Sudut pengambilan gambarnya berbeda, intinya sama.
Karena ada FPI yang diframingkan CNN dalam lampiran beritanya. Abu Janda, atau Permadi Arya, melakukan sebuah penggiringan narasi https://www.jatimtimes.com/baca/199354/20190820/104900/abu-janda-sebut-gara-gara-fpi-di-surabaya-warga-papua-rusuh
gara2 FPI geruduk asrama Papua di Surabaya.. sekarang warga Papua marah tidak terima sampai rusuh bakar2an

jadi pertanyaannya: APA manfaat ormas FPI sebenarnya? selain geradak geruduk warung, rumah ibadah, agama & etnis minoritas picu konflik horisontal?https://t.co/BKZbA928uc
— Permadi Arya (@permadiaktivis) August 19, 2019
Konflikpun kini makin memanas. trending #TangkapPermadiArya dan #TangkapAbuJanda menempati posisi teratas pada laman twitter Indonesia hari ini.
Sekarang kesimpulannya apa? Memang perang ini sudah ada desainnya. Masyarakat dan kelas influencer kadang tak sadar mereka dimainkan bak pion yang digiring untuk maju dan seolah menyuarakan kebenaran.
UAS dengan gagah merasa tak bersalah dan tak pula minta maaf, pernyataan klarifikasi hanya melakukan pembenaran dari apa yang ia lakukan. Tertutup dan terjadi 3 tahun lalu.
Umat kristiani semakin yakin dan mantap untuk melaporkan, hal ini dapat dilihat sesuai fakta sudah ada beberapa ormas lebih dari 2 yang sudah melaporkan UAS ke Polisi
Siapa pelopornya? Rasa marah juga kecewa akan ketidakadilan.
Pion digerakan dengan sendirinya tanpa perlu repot, bangun saja sentimen kebencian, maka masyarakat akan turun berbondong-bondong, ?
Cerita selanjutnya datang dengan menyisipkan FPI dalam demo di asrama Mahasiswa Papua
Influencer sekelas Abu Janda akan memaknai FPI sebagai ormas dalam cuitannya, walau sejatinya kita seharusnya sepakat untuk jangan dulu menarik kesimpulan sebelum mengetahui 100% isi dari cerita sebenarnya.
Tapi kadung tertulis FPI, CNN berhasil melakukan framing itu, Abu Janda salah satu korbannya. Abu Janda dengan lantang mengatakan FPI menggeruduk, padahal hal ini bisa benar bisa juga salah.
Salah dalam artian, orang yang mendesain semua ini memang ingin FPI terlibat ada di area konflik. Sehingga tepat, FPI adalah simbol kebencian, dengan rumus dasar benci. Maka kaum awam yang baru jadi nasionalis itu akan mudah tersulut provokasi. Apalagi diyakinkan influencer yang kejar tayang, yang penting menyebarkan dan bersuara paling cepat.
Pendesain berhasil mematik api kembali ?
Dilain pihak, video-video lama soal umat islam marah atau seruan jihad. Sangat relevan bila ditampilkan pada momen ini, terbukti, reaksi video lama Haikal Hassan mendapat reaksi semangat dari masyarakat muslim yang juga awam. Kubu kedua berhasil diciptakan untuk melawan kaum awam nasionalis ?
Oknum aparat harus juga diturunkan bermain memanasi warga,
Citra satu-satunya yang dimiliki aparat adalah selalu sabar menghadapi masyarakat.
Tentu saja, hal ini dimata pendesain bisa dianggap sebagai satu-satunya kesalahan, karena hal ini sangat mudah untuk dipecahkan.
Membuat citra aparat itu turun sangatlah mudah, hilangkan kesabaran mereka, cukup mereka mencaci maka Boom, masyarakat awam, Papua langsung turun terbakar hasutannya, disebut monyet mereka langsung turun. Kerusuhan pun terjadi, pendesain semakin sukses ?
Kita punya masalah, masyarakat kita punya masalah. Hanya senang membaca dengan apa yang mereka minati, bukan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sensasi adalah rumus manusia Indonesia, seperti 4 sehat 5 sempurna, tanpa sensasi rasanya seperti tanpa susu pula.
Dan masalah itu sudah dilihat oleh mereka yang pintar. Raja dan ratu dibalik setiap aksi yang ada di Indonesia. Kalian sobat kura-kura, jangan pernah mau diadu domba

No comments:

Post a Comment