Stop Jadikan Agama Sebagai Alat untuk Menghancurkan Negara - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Wednesday, July 31, 2019

Stop Jadikan Agama Sebagai Alat untuk Menghancurkan Negara


Apapun demi sebuah ambisi maka segala cara bisa dikatakan halal tak perduli orang lain setuju apa tidak yang penting keinginan tercapai.

Bicara mengenai keinginan maka sesuatu yang salah bisa disebut kebenaran. Contohnya saja para pemuja khilafah yang kini masih bertahan meski organisasi terlarang HTI telah dibubarkan pemerintah.

Dalam suatu diskusi, Pelaksana Tugas PA 212, Asep Syarifudin mengeluarkan pernyataan yang sangat konyol. Dia berharap khilafah tegak di Indonesia pada 2024. Dan menurutnya, demokrasi itu tidak mampu mengamankan kedaulatan agama. 

Bahkan parahnya lagi ia mengatakan bahwa khilafah itu adalah syariat Islam. Sehingga jika menolak khilafah berarti menolak syariat Islam. Dan menolak syariat Islam itu penistaan agama. Artinya menolak khilafah juga penistaan agama.

“Demokrasi, sistem itu kalau dalam melindungi masyarakat iya, tapi untuk konteks mengamankan kedaulatan agama, belum tentu. Harapan saya 2024 khilafah tegak di Indonesia. Khilafah itu adalah syariat Islam. Kalau menolak khilafah itu artinya menolak syariat Islam, itu penodaan agama.” kata Asep Syarifudin.

Inilah logika gemblung yang benar-benar membuat otak pemikirnya acak kadut.
Apakah demokrasi itu buruk? Demokrasi itu sebenarnya sama saja dengan alat atau peralatan. Dia hanya akan mendatangkan kebaikan bagi semua kalau dimanfaatkan dengan baik. Sama seperti pisau kecil akan berguna untuk mengiris-iris bawang tetapi akan merugikan kalau digunakan mengiris-iris tubuh manusia.

Jadi kalau namanya alat, kegunaannya tergantung siapa dan untuk apa dia digunakan. Jadi yang salah bukan alatnya, melainkan penggunanya. Itulah soal demokrasi.

Kenapa Indonesia menggunakan demokrasi? Karena Indonesia itu berbhineka, terdiri dari beragam agama, suku dan bahasa. Maka diperlukan juga suatu sistem yang mampu mengakomodir kepentingan mereka yang berbeda itu secara setara. Dari sekian sistem pemerintahan yang ada, demokrasilah yang paling tepat untuk Indonesia. Maka jelas demokrasi tidak akan bisa mengistimewakan Islam sebagai salah satu agama dari beberapa agama sekalipun dia agama mayoritas.

Terkait menolak khilafah, menolak syariat, berarti penistaan agama ini sudah keluar jalur dari pemikiran yang waras.

Arti menolak di sini adalah tidak menerima itu sebagai ajaran, tetapi bukan mengoloknya sebagai ajaran sesat. 

Sama juga dengan khilafah. Menolak khilafah di Indonesia bukan hanya karena khilafah itu ajaran dari salah satu agama dari berbagai agama yang ada di Indonesia. Menolak khilafah juga karena kita sudah punya sistem dan ideologi kita sendiri yang dapat mengakomodir kepentingan berbagai pihak yang beragam dan berbeda-beda tetapi tetap satu.

Jadi anggap saja khilafah itu ajaran Islam yang sudah paling paripurna. Anggaplah semua orang Islam mengakuinya sebagai sistem pemerintahan Islam yang sempurna. Tetapi karena di Indonesia, ada berbagai macam agama, tetap saja khilafah itu tidak akan bisa diterapkan. Kalau mau diterapkan, ya kita harus perang dulu. Dan kalau sudah perang dulu, korban pasti berjatuhan. 

Oleh karena itu menolak ajaran agama tertentu bukan berarti menistanya. Menolak khilafah di Indonesia bukan hanya karena khilafah menjadi ajaran dari salah satu agama.

Jadi sudahlah, jangan jadikan agama untuk menaklukkan kekuasaan yang sah. Stop menjadikan agama sebagai alat untuk menghancurkan suatu negara. NKRI harga mati.








No comments:

Post a Comment