Polisi Diminta Tindak Elite yang Provokator Warga - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Friday, May 24, 2019

Polisi Diminta Tindak Elite yang Provokator Warga


Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman meminta Polri untuk menindak elite politik yang memprovokasi warga untuk turun kejalan dan membuat kerusuhan.
“Kepolisian tidak perlu ragu, tangkap para elite politik yang memprovokasi warga turun ke jalan dan membuat onar. Tindakan tegas terhadap tokoh di balik aksi kerusuhan adalah langkah penting dalam pemulihan keamanan,” kata Andy Budiman, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/5/2019)
Andy menegaskan, dalam negara demokrasi, negara berkewajiban melindungi keselamatan semua warganegara. Atas dasar itu, polisi bisa bertindak, pertama-tama dengan menangkapi para elite yang memprovokasi kerusuhan.
“Demokrasi bukan berarti orang bisa berbuat semaunya. Justru demokrasi itu didasarkan pada prinsip hukum dan penghormatan atas hak orang lain yang dirugikan akibat aksi yang disertai kekerasan dan kerusuhan. Ada batas tegas antara mengekspresikan pendapat yang sah dalam negara demokrasi dengan tindak kekerasan yang mengancam ketertiban umum,” pungkas Andy.
Dalam dua hari terakhir, massa pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno turun ke jalan menolak hasil pemilihan presiden. Sebagai buntutnya terjadi kerusuhan, bentrokan antar massa dengan aparat keamanan terjadi di sejumlah titik di Jakarta.
Sementara itu, Juru bicara PSI, Sigit Widodo, mengatakan, provokasi menggunakan medsos meningkat pesat sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilu.
“Sejak Kemarin marak beredar provokasi dalam bentuk penyebaran berita hoaks dan ajakan melakukan aksi kekerasan untuk menolak hasil pemilu,” kata Sigit dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/5/2019).
Dia menyebutkan, provokasi kerusuhan itu banyak disebarkan melalui grup aplikasi Whatsapp.
“Saat polisi tengah menghalau perusuh di sekitar Bawaslu dini hari tadi, misalnya, menyebar hoaks tentang Eri dari Bantul yang tewas tertembak. Berita ini ternyata palsu dan Eri hanya pingsan saja,” ujar Sigit.
“Dalam pesan yang menyebar ditambahkan embel-embel Eri sebagai pejuang Gerindra yang mati syahid. Ini jelas dilakukan dengan sengaja untuk memancing emosi masyarakat,” sambungnya.

No comments:

Post a Comment