Bantahan Dokter di Papua Saat OPM Tuding Nakes Pegang Senjata - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Tuesday, September 21, 2021

Bantahan Dokter di Papua Saat OPM Tuding Nakes Pegang Senjata


Teroris KKB Papua mengklaim pihaknya membantai tenaga kesehatan saat penyerangan puskesmas di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, karana salah seorang dokter membawa senjata api. Tuduhan itu pun dibantah oleh salah seorang dokter jaga.

Juru bicara teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengakui bahwa teroris KKB telah membantai tenaga kesehatan. Hal itu disampaikan dalam sebuah keterangan.

"Pembantaian terhadap tenaga medis itu bermula karena dokter di Puskesmas Kiwirok lebih dulu mengeluarkan senjata api dan menembaki Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)," tulis Sebby dalam keterangannya.

Tuduhan itu kemudian dibantah mentah-mentah. Bantahan itu disampaikan oleh dr Restu Pamanggi, salah seorang dokter yang selamat dan saat ini sedang dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura.

"Saya masyarakat sipil biasa, saya di sana melayani, bukan sebagai militer. Saya melayani sebagai dokter biasa, semua di sana kenal saya. Sebagai masyarakat sipil biasa, saya tidak pegang senjata api," ujar dr Restu kepada wartawan, Senin (20/9/2021).

dr Restu mengatakan pihaknya tidak memiliki senjata apa pun untuk membela diri saat para nakes dibantai dengan tidak manusiawi oleh teroris KKB Papua. Dia juga sempat dikeroyok teroris KKB.

"Saya hanya sembunyi di rumah, kemudian diserang, dibakar lalu saya keluar. Saat keluar, saya dikeroyok sampai tangan saya patah," katanya lirih.

Sebby Sambom merupakan juru bicara teroris KKB dari kelompok TPNPB-OPM. Dia memang selalu keluar untuk memberikan pembelaan sesaat setelah kelompoknya melakukan aksi tidak manusiawi.

Sementara itu, penyerangan teroris KKB di Distrik Kiwirok masih meninggalkan duka bagi sejumlah nakes yang menjadi korban, termasuk para keluarganya. Ada 11 nakes yang menjadi korban dalam kekejian KKB Papua ini.

Seorang suster bernama Gabriella Meilani meninggal dunia setelah dibunuh secara sadis. Sedangkan satu perawat lainnya atas nama Gerald Sokoy hingga kini tak diketahui nasibnya.

No comments:

Post a Comment