Kepercayaan Publik Terhadap Vaksin Covid-19 Naik - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Saturday, May 22, 2021

Kepercayaan Publik Terhadap Vaksin Covid-19 Naik

 


Kepercayaan publik global terhadap vaksin virus corona semakin meningkat. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya orang yang bersedia divaksinasi.  

Selain itu, kekhawatiran terhadap efek samping yang muncul semakin memudar. Hal itu ditunjukkan dalam survei di 14 negara. Survei tersebut dibuat oleh Institut Inovasi Kesehatan Global (IGHI) Imperial Collage London bersama perusahaan jajak pendapat YouGov.

Hasil survei itu menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap vaksin Covid-19 meningkat di sembilan dari 14 negara. BACA JUGA Ada Varian B117, Satgas Terus Antisipasi Masuknya Kasus Impor Covid-19 Satgas: Mutasi Virus Corona Bisa Dicegah dengan Protokol Kesehatan Bahkan negara seperti Prancis, Jepang dan Singapura yang sebelumnya tingkat kepercayaannya rendah perlahan mulai naik. 

Survei yang berlangsung dari 8 Februari hingga 21 Februari 2021 itu menemukan bahwa orang-orang di Inggris paling bersedia divaksinasi dengan persentase hingga 77%. Angka tersebut naik dari 55% pada November 2020. Kala itu, vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama oleh Pfizer dan BioNTech belum memperoleh persetujuan dari Pemerintah Inggris. Di sisi lain, orang-orang di Prancis, Singapura, dan Jepang tetap termasuk yang paling tidak bersedia divaksinasi. 

Persentase ketersediaan masyarakatnya masing-masing 40%, 48% dan 48%. Meski begitu, angka tersebut telah meningkat sejak November 2020. Saat itu, jumlah orang yang bersedia divaksinasi hanya mencapai 25%, 36% dan 39%. Survei tersebut juga menemukan bahwa kekhawatiran atas efek samping vaksin telah memudar di sebagian besar negara. Hanya 45% dari semua responden yang masih menyatakan kekhawatiran. 

Mayoritas mereka yang khawatir terhadap efek samping vaksin berasal dari Prancis, Singapura dan Jepang dengan persentase sebesar 56%, 59%, dan 61%. Itu menunjukkan bahwa 6 dari 10 orang di tiga negara tersebut masih merasa khawatir. Sedangkan masyarakat Inggris merupakan kelompok yang paling tidak khawatir. Adapun survei tersebut melibatkan lebih dari 13.500 orang di Australia, Inggris, Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Israel, Italia, Jepang, Belanda, Norwegia, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, dan Swedia.

No comments:

Post a Comment