Lima Sektor Prioritas untuk Perbaikan Defisit Neraca Perdagangan - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Tuesday, November 12, 2019

Lima Sektor Prioritas untuk Perbaikan Defisit Neraca Perdagangan


Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah arahan kepada jajaranya. Jokowi meminta menterinya untuk bekerja keras menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.
Caranya, menurut Jokowi, para menteri perlu melakukan inovasi dan terobosan kebijakan.
Pemerintah juga akan terus berupaya menekan defisit neraca perdagangan dengan fokus pada lima sektor.
Lima sektor inilah yang menjadi perhatian Presiden Jokowi untuk kemudian ditindaklanjuti oleh jajarannya dalam memperbaiki perekonomian Indonesia.
Berikut lima sektor yang menjadi fokus pemerintah:
Pertama, perbaikan pada industri migas nasional. Presiden Jokowi meminta Indonesia bisa menekan impor bahan bakar minyak (BBM) melalui program energi baru terbarukan seperti biodiesel atau dikenal B20.
“Nanti kita segera masuk ke B30, lalu B100 dan akhirnya bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM,” kata Jokowi saat rapat terbatas tentang penguatan neraca perdagangan di kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/11/2019).
“Impor BBM yang menjadi penyumbang defisit terbesar. Oleh sebab itu, pembangunan kilang harus menjadi prioritas dan lifting produksi minyak di dalam negeri juga harus kita tingkatkan,” imbuhnya.
Kedua, memperbesar investasi pada industri substitusi impor. Selain bisa memproduksi sendiri produk impor, pengembangan industri ini juga mampu menyerap tenaga kerja besar.
Ketiga, saya juga ingin mengingatkan kebijakan TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) dalam proyek-proyek pemerintah yang sudah sebulan tidak saya singgung sehingga optimalisasi kandungan TKDN harus kita optimalkan,” jelasnya.
Yang keempat, kata Jokowi adalah dengan menggenjot kinerja ekspor melalui pencarian pasar nontradisional hingga mengikuti pameran besar. Selain itu, perjanjian perdagangan bebas juga harus menjadi fokus kerja dalam meningkatkan ekspor Indonesia.
“Promosi produk-produk ekspor maupun promosi pariwisata dan investasi agar betul-betul kuat membangun brand image yang baik dan terintegrasi sehingga betul-betul pameran yang kita lakukan bisa mendatangkan manfaat,” katanya.
“Sekali lagi kalau mau pameran yang besar sekalian. Saya ingatkan yang dulu-dulu pameran hanya menghabiskan anggaran. Pameran di sebuah expo besar tetapi stan kita ada di dekat toilet. Jangan diulangi lagi, sudah itu setop. Lebih baik tidak usah pameran kalau yang ada seperti itu,” tambahnya.
Terkahir yang kelima, Presiden Jokowi menekankan percepatan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam menekan defisit neraca perdagangan. Tujuannya agar sektor jasa bisa menyumbang peningkatan angka ekspor.
“Jangan lupa kita punya unicorn dan decacorn yang juga merambah ke luar negeri,” tegasnya.
Perhatian Presiden Jokowi menunjukkan bahwa Pemerintah terus berupaya keras memperbaiki perekonomian Indonesia, untuk itu semua lapisan masyarakat perlu mendukung upaya dan niat baik Pemerintah.

No comments:

Post a Comment