Kelompok Radikal Membajak Agama untuk Pembenaran Aksi Terorisme - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Wednesday, October 23, 2019

Kelompok Radikal Membajak Agama untuk Pembenaran Aksi Terorisme


Islam itu agama damai, Islam itu agama penuh rahmat bagi seluruh semesta dan tidak mengajarkan radikalisme bahkan menentangnya.
Menurut pandangan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Syaiful Bakhri menegaskan, bahwa radikalisme itu sebuah musuh ideologi.
Para kelompok teroris menurut dia, membajak Islam untuk pembenaran aksinya selama ini. Mereka menggunakan agama sebagai kendaraan untuk aksi-aksinya, padahal semua agama tidak satupun mengajarkan kekerasan
“Jadi pengeboman dan segala aksi terorisme itu bukan Islam tapi ajaran yang keliru penganut Islam. Mereka selama ini ‘membajak’ Islam untuk pembenaran aksinya,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Menurut Syaiful, ada dua isu lama yang berkembang terkait radikalisme. Pertama radikal yang berkaitan dengan ideologi di zaman Orde Baru (Orba) yang disebut dengan ideologi ekstrem kiri dan kanan. Saat itu, terorisme memang belum berkembang seperti sekarang. Ekstrem atau radikal kanan meliputi aliran dalam agama, khususnya Islam, sedangkan ekstrem kiri komunis.
Pada masa Orba, perbincangan mengenai komunis tidak pernah ada respon sehingga itu seolah-olah telah berakhir. Alhasil, saat ini isu radikal yang menonjol itu adalah ekstrem kanan, yang ironisnya ditujukan kepada umat Islam.
Di sisi lain, isu radikalisme itu dijadikan dasar bahwa ada mazhab Islam internasional yang digunakan ISIS dan Jamaah Islamiyah (JI). Hal itulah yang akhirnya menimbulkan gangguan keamanan terhadap masyarakat internasional.
Di meminta agar seluruh masyarakat dan negara terus memerangi radikalisme sebagai sebuah musuh ideologi. Tidak hanya umat Islam, seluruh penganut agama yang ada di Indonesia juga melakukan hal serupa. Sampai pada peristiwa penusukan Menko Polhukam Jenderal (purn) Wiranto beberapa waktu lalu.
Itu bukan ajaran Islam, tapi ajaran pemeluk yang tidak paham Islam dan tersesat,” ujarnya.
Menurutnya lagi, terorisme itu adalah sebuah gerakan, tidak atas nama ideologi, tetapi teror yang dilakukan seseorang atau kelompok yang tujuannya bukan semata-mata ingin mengganti ideologi, namun juga untuk menaku-nakuti dan merusak kewibawaan.
Seperti kasus Wiranto, ia menilai itu adalah aksi individu yang sasarannya lambang negara, bukan pribadi.





No comments:

Post a Comment