Masyarakat Pro NKRI Protes Demonstrasi Rusuh di Jayapura - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Sunday, September 1, 2019

Masyarakat Pro NKRI Protes Demonstrasi Rusuh di Jayapura


Situasi di Kota Jayapura belum sepenuhnya kondusif. Kerusuhan di Jayapura, Papua, Kamis (29/8) membuat kota tersebut porak-poranda. Hingga kemarin, aktivitas perkantoran, perekonomian, dan pendidikan masih lumpuh.
Sebagian warga pun memilih berada di rumah untuk menghindari munculnya aksi lanjutan.
Meski demikian, secara umum situasi keamanan berangsur-angsur membaik.
Namun sekelompok warga yang mengatasnamakan Masyarakat Nusantara menolak dan tidak setuju dengan aksi demo anarkistis pada Kamis lalu.
Sambil membawa bendera Merah Putih, mereka marah lantaran tempat usaha dibakar peserta demonstrasi. Hal itu dilakukan sebagai wujud penolakan atas aksi anarkis yang menyebabkan aktivitas perkantoran, perekonomian dan pendidikan lumpuh.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Cpl Eko Daryanto mengakui bahwa situasi di Kota Jayapura belum sepenuhnya kondusif. Namun, aparat keamanan akan terus berupaya memberikan rasa aman.
”Aktivitas masyarakat belum sepenuhnya normal, tapi tadi ada orang tua yang mengantar anaknya sekolah,” kata Eko. Soal sektor ekonomi, Eko melihat belum ada aktivitas di Jayapura. ”Kami berharap aktivitas masyarakat di Jayapura segera berjalan normal meskipun masih ada kekhawatiran. Masyarakat masih trauma, mudah-mudahan cepat normal,” kata dia.
Sebelumnya, Menko Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto kemarin berdialog dengan beberapa tokoh Papua dan Papua Barat.
Para tokoh itu adalah Freddy Numberi, Yorrys Raweyai, Samuel Tabuni, Willem Frans Ansanay, Victor Abraham Abaidata, dan Alfred Papare.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar sejam itu, para tokoh sepakat mengakhiri suasana tegang di Papua. Mereka juga sepakat untuk tidak mencari kesalahan perseorangan atau kelompok terkait insiden di Papua. Wiranto mengatakan mereka sepakat mencari solusi terbaik agar suasana panas ini bisa segera reda.
Selain itu, Pemerintah juga menegaskan bahwa anggota TNI dan Polri di Papua tidak akan melakukan tindakan represif. Tetapi, menjaga rakyat agar tidak bertindak anarkistis dan mengedepankan cara persuasif, edukatif, dan kompromistis.
“Kami sudah perintahkan jangan represif, jangan pakai peluru tajam,” tegas Wiranto.




No comments:

Post a Comment