Pemerintah Dorong Peningkatan Ekspor Bawang Merah ke Singapura dan Thailand - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Saturday, August 3, 2019

Pemerintah Dorong Peningkatan Ekspor Bawang Merah ke Singapura dan Thailand


Di tengah lesunya iklim perdagangan internasional, Pemerintah justru berupaya meningkatkan neraca ekspor melalui berbagai komoditas perdagangan.
Beberapa tahun terakhir melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI, pemerintah terus menggenjot kinerja ekspor ke berbagai negara di dunia di antaranya produk hortikultura.
Sebagai bukti pada Jumat (2/8/2019), Kementerian Pertanian melakukan seremoni pelepasan ekspor bawang merah sebanyak 252 ton dari total komitmen 2.760 ton ke Thailand dan Singapura dari Gudang Marunda Tarumajaya Bekasi, Jawa Barat.
Adapun Bawang merah yang diekspor dari PT Karya Tani Semesta, adalah varietas Super Philips yang dihasilkan petani di Kabupaten Bima dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Diketahui selama ini jenis bawang merah tersebut banyak diminati pasar luar negeri.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyampaikan pesan yang terus-menerus diamanatkan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam mendorong ekspor komoditas pertanian.
“Pesan dari Pak Mentan, dorong ekspor, dorong ekspor! Kita lihat di sini truk container berjajar panjang sekali. Ini semua akan kita ekspor,“ kata Prihasto
Ia pun mejelaskan total nilai ekspor bawang merah ke Thailand kali ini sebesar USD 5,8 juta. Sedangkan sepanjang 2017 hingga 2018, volume ekspor bawang merah Indonesia mencapai 12 ribu ton. Melonjak drastis dari tahun sebelumnya.
Dalam catatan Ditjend Hortikultura, nilai ekspor bawang merah tahun 2016 senilai USD 57,9 ribu; tahun 2017 USD 4.7 juta; dan 2018 hampir USD 3.9 juta.
Sampai dengan akhir tahun ini, khusus untuk pasar Singapura dan Thailand Kementan menargetkan ekspor bawa merah hingga 4 (empat) ribu ton. Selain itu juga mengupayakan agar ekspor bisa menembus pasar Malaysia dan Vietnam. Artinya bawang merah asal Indonesia mampu bersaing di pasar internasional.
“Kementan memberi karpet merah bagi pelaku usaha yang mendorong ekspor, terutama komoditas hortikultura,” ujarnya.
Menurut dia dengan sistem Online Single Submission, perijinan ekspor yang sebelumnya perlu waktu berhari-hari, sekarang hanya 3 jam sudah selesai. Hal itu lanjutnya, untuk mendukung peningkatan ekspor komoditas pertanian.




No comments:

Post a Comment