Polri Sebut Jamaah Islamiyah Memiliki Media Propaganda - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Wednesday, July 17, 2019

Polri Sebut Jamaah Islamiyah Memiliki Media Propaganda

Polri terus mendalami eksistensi kelompok terorisme jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Dari penelusuruan Polri, terungkap kelompok JI memiliki media massa sendiri untuk melakukan propaganda sekaligus menyebarkan paham radikalisme.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, ada beberapa media yang tidak terdaftar di dewan pers, digunakan untuk propaganda dan menyebarkan narasi-narasi.
Menurut Dedi, media massa menjadi salah satu pondasi Jamaah Islamiyah untuk memperkuat kelompoknya.
“Untuk sementara ini, memang paling kuat di Jawa Barat ya. Pengaruhnya signifikan. Lalu di Jawa Tengah dan sebagian di Jawa Timur. Kemudian di wilayah Sumatera, lalu ada di Kalimantan tidak banyak. Lalu di Sulawesi juga tidak banyak dan mereka bisa menembus hingga ke Papua Barat,” ungkapnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2019).
Selain itu, lanjut Dedi mengatakan Jamaah Islamiyah juga menggunakan metode memasuki kelompok organisasi lain dengan menyusup hingga ke pengajian-pengajian kecil yang biasa rutin dilakukan masyarakat secara umum.
“Pola pendekatan khas itu dipake sama dia (JI) dalam rangka menyebarkan faham dia, karena dia menilai pahamnya paling benar,” ujarnya.
Sejak dianggap sebagai organisasi terlarang dan dibubarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2007 lalu, eksistensi Jamaah Islamiyah (JI) memang tidak lagi terlihat. Namun nyatanya, kelompok tersebut masih aktif hingga sekarang di bawah pimpinan yang baru.
Amir kelompok tersebut yakni PW alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arif alias Ahmad Fauzi Utomo, merupakan anggota lama dari Jamaah Islamiyah. Pada 2002 lalu, dia menjabat di bidang intelijen.
Dedi sebelumnya menyampaikan keterlibatan tersangka PW. Rekam jejaknya, cukup panjang. “Yang bersangkutan alumni pelatihan militer di Moro angkatan 2000. Yang bersangkutan aktif dalam struktur organisasi JI,” jelas Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7).
Dedi menyebut, PW merupakan sarjana S1 Teknik Sipil dari sebuah universitas ternama di Jawa. Dari sisi intelektual, bisa dikatakan dia memiliki kompetensi mumpuni. Termasuk juga ahli dalam merakit bom, kemampuan intelejen, hingga militer.
Oleh karena itu, masyarakat harus mewaspadai pergerakan JI maupun kelompok teroris lainnya yang berusaha masuk dan berbaur dengan masyarakat serta memberikan ajaran agama yang sesat.

No comments:

Post a Comment