Karena Jokowi Tidak Membunuh Mahasiswa Trisakti - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Sunday, February 10, 2019

Karena Jokowi Tidak Membunuh Mahasiswa Trisakti


Reformasi 1998. Memori gelap bagi mahasiswa Universitas Trisakti. Dalam Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998, sejumlah mahasiswa ditembak. Saat itu, para mahasiswa dengan gagah berani berdemonstrasi menuntut Soeharto, mertua Prabowo Subianto, meletakkan jabatan presiden.

Tragedi tersebut menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti. Puluhan lainnya terluka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus. Dihujam peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

Memori itu tidak pernah lekang dari ingatan. Begitupun ketika calon presiden nomor urut 1, Joko Widodo, berbicara di depan alumni Trisakti, di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (9/2). Sebelum naik ke muka panggung, Jokowi diberi jaket dan megaphone dari salah satu perwakilan alumni Universitas Trisakti. Dua simbol perjuangan reformasi mahasiswa itu diberikan dalam acara Deklarasi Alumni Trisakti Pendukung Jokowi

Rompi langsung dipakai Jokowi melapisi kemeja putihnya. Terdapat gambar pulau dan tulisan Indonesia serta #01 di bagian depan. Sementara di bagian luar terdapat tulisan ‘Suara Reformasi’. Jokowi juga mendapatkan kesempatan berbicara menggunakan megaphone layaknya orator yang tengah memimpin aksi demonstrasi.

“Bapak ibu sekalian, saya bukan diktator, saya bukan pelanggar HAM, dan saya juga bukan..,” ujar Jokowi terhenti disambut tepuk tangan massa dan kemudian terdengar teriakan bukan penculik.

“Saya tidak memiliki beban masa lalu. Itu saja dan terima kasih atas pemberian megaphone ini kepada saya,” ucapnya melanjutkan.

Acara dihadiri kurang lebih sekitar seribu orang dari berbagai kelompok pendukung Jokowi. Massa terlihat memadati kedua sisi tribun dan lapangan Hall Basket Gelora Bung Karno. Hadir pula Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir, Luhut Binsar Panjaitan, Pramono Anung, Budi karya Sumadi, Yenny Wahid, Adie MS, dan sejumlah pendukung lainnya.

Bagi lulusan Trisakti yang melewati era reformasi, Tragedi Trisakti mengingatkan dengan jelas kejamnya kekuasaan Orde Baru. Sebuah orde yang sekarang hendak dibangkitkan oleh sisa-sisa kroni Soeharto. Kroni dan famili yang semuanya kini berkumpul di kubu oposisi besutan sang mantan menantu.




Sumber

No comments:

Post a Comment