Pilpres 2019, Dedi Mulyadi: Logika Jangan Dibolik-balik! - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Monday, January 21, 2019

Pilpres 2019, Dedi Mulyadi: Logika Jangan Dibolik-balik!


PURWAKARTA - Budayawan Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengernyitkan dahi melihat fenomena informasi publik saat ini. Menurut dia, informasi publik terutama yang banyak berseliweran di media sosial, itu sudah di luar nalar.
Bahkan, Katua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat itu berpendapat, informasi publik saat ini sudah banyak membuat logika kebodohan yang sangat luar biasa. Terutama, yanf menyangkut isu Pilpres. Tak heran, jika saat ini muncul istilah hoaks.
Dedi mencontohkan, di satu sisi ada pasangan calon yang berteriak tentang harga bahan pokok yang mahal. Tapi di sisi lain di buat fenomena lagi membuang cabai ke jalan, karena harga cabe sedang jatuh.
"Logika seperti itu kan sudah di luar nalar. Di sisi ini berteriak karena harganya mahal, di sisi lainnya justru menyebutkan harganya sedang jatuh. Jadi, hal seperti ini yang membingungkan publik. Logikanya sudah gak nyambung," ujar Dedi kepada Okezone di Purwakarta, Senin (21/1/2018).
Ketua DPD Golkar Jabar ini berpendapat, mungkin saja pola seperti ini tujuannya untuk meraih simpati pemilih. Tapi, dia berharap logika publiknya juga dijaga. Selain itu, logika-logika politiknya juga dijaga, jangan sampai malah bikin kekacauan logika.
"Ini yang menjadi problem hari ini," kata Dedi.
Tak hanya itu, dia mencontohkan kasus lain yang menurutnya sangat lucu. Hal mana, di satu sisi memposting ada jembatan dan jalan yang kondisinya jelek, di sisi lain justru ngomong juga untuk apa infrastruktur dibangun.
"Kan logikanya menjadi tidak nyambung, satu sisi ngomongin infrastruktur, satu sisi mengecam infrastruktur," kata Dedi merasa heran.
Padahal, kata dia, untuk persoalan infrastruktur ini sangat sederhana. Jika jalan jelek itu statusnya milik kabupaten, menurut dia, yang harus disalahkan itu bupatinya. Kalau jalannya milik desa, berarti pemerintahan desanya yang harus disalahkan. Apalagu, saat inu sudah ada alokasi desa disebut dana desa untuk infrastruktur ini.
"Begitu pun, kalau jalan provinsi ya salahin gubernurnya dan kalau jalan nasional salahin Presiden. Jadi, sebelum posting lihat dulu pengolaan jalan tersebut tabggung jawab siapa," jelas dia.
Dia pun berpesan, logika publik ini penting dipakai agar menumbuhkan Pemilu yang sehat. Dengan pemilu sehat, dipastikan akan melahirkan masyarakat sehat. Karena, baginya permasalahan hoaks yang dibuat selama ini, itu bukan hoaks. Tapi, sesuatu yang dibuat sistemik yang sengaja ditampilkan dalam wacana publik.
"Untuk apa, tujuannya tak lain untuk mempengaruhi pikiran publik. Agar publik nanti tidak bisa membedakan mana berita hoax mana berita yang asli. Ini yang berbahaya," tambah dia.
Menurutnya, kalau publik sudah bingung mana berita asli mana berita hoax, ini akan sangat berbahaya. Terbukti, sudah ada beberapa korban hoax yang harus meregang nyawa.
"Dulu pernah kejadian di Bekasi, ada orang yang dibakar hidup-hidup karena amply musola. Ini kan sangat miris. Di sisi lain, ada maling sungguhan tapi disangkanya orang baik. Ini kan bahaya," pungkasnya.
(aky)

Sumber : https://news.okezone.com/read/2019/01/22/605/2007574/pilpres-2019-dedi-mulyadi-logika-jangan-dibolik-balik

No comments:

Post a Comment