Empat Tahun Jokowi-JK, Angka Pengangguran Turun dari 6,1 Persen Menjadi 5,3 Persen - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Wednesday, January 16, 2019

Empat Tahun Jokowi-JK, Angka Pengangguran Turun dari 6,1 Persen Menjadi 5,3 Persen


Selama empat tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mampu mengurangi jumlah pengangguran.
Seperti di ungkapkan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Hanif Dhakiri yang menyebut bahwa angka pengangguran di Indonesia turun drastis di era pimpinan Joko Widodo atau Jokowi dibandingkan periode sebelumnya.
“Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, pengangguran menjadi salah satu prioritas utama. Sehingga dalam empat tahun kepemimpinan beliau angka pengangguran turun dari 6,1 persen menjadi 5,3 persen,” katanya di depan sekitar 5 ribu mantan dan calon buruh migran di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Hanif memaparkan keberhasilan lainnya seperti angka ketimpangan sosial pun menurun yang diukur menggunakan indeks gini ratio 0,41 menjadi 0,39. Angka pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan sosial menjadi tantangan seperti periode pemerintahan.
Menurut dia, pembukaan lapangan pekerjaan terus dilakukan pemerintah khususnya Kemenakertrans baik di dalam maupun luar negeri. Menurunnya angka pengangguran tersebut menjadi salah satu bukti keberhasilan dalam pengentasan pengangguran tersebut.
Bahkan, untuk angka pengangguran ini menjadi sejarah bagi bangsa ini dari sejak era Reformasi. Bagaimana tidak di era Jokowi-JK ini angka kemiskinan turun dua digit dari sekitar 11 persen menjadi 9,8 persen sehingga ini menjadi sejarah angka kemiskinan terendah di Indonesia.
“Kita sudah melangkah maju ke depan dan harus berpikir secara positif dan optimis melihat Indonesia, karena Indonesia di masa depan masih tanah air kita yang akan terus berkembang menjadi negara yang lebih baik,” katanya seperti ditulis Antara.
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase angka kemiskinan per September 2018 kembali mengalami penurunan menjadi 9,66% dari posisi Maret sebesar 9,82%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jika dilihat angkanya maka jumlah orang miskin di Indonesia menjadi 25,67 juta orang dari yang sebelumnya 25,95 juta orang.
“Artinya ada penurunan 0,16%, kalau dihitung jumlahnya penduduknya menjadi 25,67 juta orang atau turun 280.000 orang,” kata Suhariyanto saat konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Dia mengungkapkan salah satu penyebab angka kemiskinan per September 2018 kembali mengalami penurunan dikarenakan terkendalinya inflasi selama Maret-September 2018 yang hanya 0,94%.
Selain itu, faktor tidak kalah pentingnya adalah upah riil buruh petani yang mengalami peningkatan dan nilai tukar petani yang juga mengalami peningkatan selama Maret-September 2018.
“Itu merupakan capaian bagus yang perlu kita pertahankan karena meningkatkan daya beli,” ujar dia.
Tidak hanya itu, penurunan angka kemiskinan di September 2018 juga diikuti dengan perubahan garis kemiskinan yang menjadi 410.670 per kapita dari yang sebelumnya sebesar 401.220 per kapita.


No comments:

Post a Comment