Disinggung Prabowo, Boyolali Penghasil Susu Sapi di RI - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Monday, November 5, 2018

Disinggung Prabowo, Boyolali Penghasil Susu Sapi di RI



Boyolali - Kabupaten Boyolali yang berada di kaki Gunung Merapi dan Merbabu sudah lama terkenal dengan produk susu sapinya. Bahkan, separo lebih populasi sapi perah di Jawa Tengah, ada di Boyolali.

"(Populasi) Sapi perah kita (Boyolali) itu 90 ribuan lebih. Menurut data 91.000an," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Juwaris, ditemui di ruang kerjanya Senin (5/11/2018).

Dijelaskan, populasi sapi perah di Jawa Tengah menurut data statistik sebanyak 138 ribu. Dari jumlah tersebut lebih dari 90.000 ekor ada di Boyolali.

"Kalau dari populasi 65 persen sapi perah di Jawa Tengah ada di Boyolali. Populasi 138 ribu menurut data statistik. Kita sendiri sudah 90 ribu lebih. Kita (Boyolali) memang daerah sapi perah," katanya.

Namun, dari populasi 90.000 tersebut, hanya sekitar 30 persen yang produksi atau yang diperah susunya. Sedangkan lainnya, belum bisa produksi susu, seperti belum bunting atau belum melahirkan pedet.

"Dan disini ternyata banyak yang hanya membesarkan saja. Ketika sudah besar dan menjelang dikawinkan dijual. Jadi disini Cuma dibesarkan, itu memang banyak," imbuh dia.

Sedangkan produksi susu sapi di daeah yang terkenal sebagai Kota Susu ini sebanyak 110.000 hingga 120.000 liter perhari. Produksi tersebut disalurkan oleh Koperasi Unit Desa (KUD) maupun oleh Loper (perorangan) ke sejumlah industri pengolah susu. Selain itu masih ada sekitar 15 persen yang dijual langsung oleh peternak ke konsumen, seperti pedagang susu segar di kaki lima dan lainnya.

Peternak sapi perah di Boyolali tersebar di sejumlah kecamatan. Antara lain, Kecamatan Musuk, Cepogo, Selo, Ampel, Boyolali Kota dan Mojosongo.

"Produksi susu terbanyak di Kecamatan Musuk, karena Musuk kan hampir seluruh desa (warganya ternak sapi perah). Kalau (tingkat) desa di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo," terang Juwaris, tanpa menyebutkan jumlah produksi susunya.

Ada dua industri pengolahan susu di Boyolali yang menyerap produksi susu sapi setempat. Selain itu juga dijual ke industri pengolahan susu di luar daerah.

Produksi susu sapi di Boyolali, kata Juwaris, sebenarnya masih bisa dimaksimalkan lagi. Pasalnya, dari populasi sapi perah yang berproduksi ternyata tidak semuanya diperah dan susunya dijual. Namun banyak pula yang justru diberikan ke pedet. Jadi sapi yang beranak, kemudian dibelikan pedet untuk disusukan ke induk tersebut.

"Jadi satu induk bisa menyusui 2-3 pedet."

Hal itu tak lepas dari harga susu segar di Boyolali yang dinilai masih rendah. Dengan dibelikan pedet, dinilai lebih menguntungkan.

"Dengan harga susu yang kurang bagus ini ada sebagian sapi yang melahirkan ini tidak diperah, tetapi dicarikan pedet untuk menyusui. Jadi satu sapi perah itu bisa menyusui 2-3 pedet. Itu lebih menguntungkan. Nah itu kan pilihan peternak," ungkapnya.

Dijelaskan, harga susu sapi di Boyolali terendah dibandingkan di Jawa Timur dan Jawa Barat yang disana sudah mencapai Rp 6.000 hingga Rp 6.100 per liter. Sedangkan di Boyolali harga susu masih dibawah Rp 5.000 per liter di tingkat peternak.

"Semakin jauh semakin turun. Di Selo itu ada yang Rp 4.000/liter. Di Mojosongo, yang baik sudah dibeli Rp 4.900/liter."

Pihaknya pun berusaha mendongkrak harga susu untuk membela peternak. Antara lain kini gencar melakukan pelatihan pengolahan susu, sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi.

"Karena nilai tambah yang tinggi itu justru di olahan dan pabriknya. Kalau peternak itu hasil surveinya itu dapatnya hanya 5 sampai 10 persen kok keuntungan dari susu. Yang 90 persen itu dibagi-bagi di pengolahan dan pabriknya. Jadi yang besar pengepul dan pengolah itu," bebernya.

Pemkab Boyolali juga berencana membikin Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) persusuan. Rencana PT Aneka Karya milik Pemkab Boyolali yang diminta mengurusi unit usaha ini.

"Pertama mengurangi mata rantai (distribusi penjualan susu), kedua menjamin kebaikan kwalitas susu itu," tandasnya. (dna/dna)

No comments:

Post a Comment