Ini Pengakuan Lengkap Ratna Sarumpaet soal Kebohongan Penganiayaan - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Wednesday, October 3, 2018

Ini Pengakuan Lengkap Ratna Sarumpaet soal Kebohongan Penganiayaan


Jakarta - Ratna Sarumpaet mengaku berbohong telah mengalami penganiayaan di Bandung. Ratna menyampaikan permintaan maafnya kepada semua pihak. Begini pernyataan lengkap Ratna.

Dalam jumpa pers di rumahnya, kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018), Ratna menyatakan kebohongan berawal hanya untuk mencari alasan ke anak-anaknya. Sebenarnya, Ratna berkunjung ke rumah sakit untuk keperluan sedot lemak.

Sambil terisak, Ratna meminta maaf kepada capres nomor urut 02, Prabowo Subianto yang telah membelanya. Ia berharap dari pengakuannya, kegaduhan segera berakhir.

Berikut pernyataan lengkap yang disampaikan Ratna:

Bismillahirrahmanirrahim, 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam sejahtera bagi kita semua

Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan wartawan. Pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan, kalian tidak menjauh. Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini. Sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda dan membuat kita semua saling memaafkan.

Tanggal 21 saya mendatangi rumah sakit khusus bedah, menemui dokter Sidik, ahli bedah plastik. Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri-kanan saya. Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya, yang saya sudah 3, 4 kali ke sana.

Tetapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21, tanggal 22 nya pagi saya bangun, saya melihat muka lebam-lebam secara berlebihan atau tidak seperti yang saya alami biasanya.

Ke dokter Sidik, saya tanya ini kenapa begini, dia bilang itu biasa. Intinya begitu. Jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan. 

Bahwa betul saya ada di dokter Sidik pada hari itu dan pulang dari sana sesudah saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di muka saya masih ada. Seperti ada... apa ya? kebodohan, yang saya nggak pernah bayangkan, bisa lakukan dalam hidup saya. 

Saya pulang seperti membutuhkan alasan kepada anak saya di rumah. Kenapa muka saya lebam-lebam? Dan memang saya ditanya dan jawab saya dipukul orang. Jawaban pendek itu dalam satu minggu ke depannya akan terus dikorek terus, namanya juga anak, lihat muka ibunya lebam-lebam, kenapa? 

Dan saya nggak tahu kenapa, dan saya nggak pernah membayangkan bahwa saya akan terjebak dalam kebodohan seperti ini. Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita.

Jadi selama seminggu lebih sebenarnya cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan berhadapan dengan anak-anak saya. Tidak ada hubungannya dengan politik. Tidak ada hubungan yang luas. 

Tapi setelah sakit di kepala saya mereda, dan saya berhubungan dengan pihak luar. Saya nggak tahu bagaimana saya memaafkan ini kelak, tetapi saya kembali saya melakukan kesalahan itu. Saya kembali ke cerita itu bahwa saya dipukuli. 

Mohon jangan dikira saya mau mencari pembenaran, nggak. Ini salah. Apa yang saya lakukan adalah sesuatu yang salah. Sampai ketemu Fadli Zon datang ke sini, cerita itu yang sampai ke dia. (Iqbal saya panggil ke sini) cerita itu juga yang berkembang di percakapan. 

Yang terjadi adalah hari Selasa tahu-tahu foto saya sudah beredar di seluruh media sosial. Saya nggak sanggup baca itu.

Saya ada beberapa peristiwa yang membawa ke Pak Djoko Santoso, lalu membawa saya ke Pak Prabowo bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi pada saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu.

Sampai kita keluar dari Lapangan Polo kemarin saya tetap diam, saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu. Di Lapangan Polo saya sebenarnya merasa betul ini salah. Waktu saya berpisah dengan Pak Prabowo dan Pak Amien Rais, saya sebenarnya tahu di hati saya ini salah. Tapi saya nggak coba ngoreksi.

Itu yang yang terjadi, itu lah yang terjadi, jadi tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayalan yang diberikan oleh setan mana ke saya dan berkembang seperti itu.

Saya tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela saya dalam jumpa pers, saya nggak sanggup melihat sahabat-sahabat saya membela saya dalam pertemuan yang digelar di Cikini. 

Saya salat malam tadi malam berulang kali dan tadi pagi saya mengatakan pada diri saya setop. Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak saya dan minta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang sekian harinya saya selalu bohong.

Bohong itu sebuah perbuatan salah dan saya tidak punya jawaban mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya. Mudah-mudahan dengan itu semua pihak yang terdampak oleh perbuatan saya ini, mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa, perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir.

Untuk itu, melalui forum ini juga saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo, terutama Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat. Saya nggak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini. 

Tapi saya berjanji akan memperbaiki yang memberikan perjuangan kami yang sekarang sedang terhenyak. Saya memohon maaf kepada Bapak Amien Rais yang juga dengan sabar mendengar kebohongan saya kemarin dan ikut jumpa pers, saya meminta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi, saya melukai hati kalian, saya ini membuat kalian marah. 

Demi Allah saya tidak berniat seperti itu dan saya berharap Tuhan memberi saya kekuatan dan kepada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita.

Saya juga minta maaf kepada ibu-ibu, emak-emak yang selalu menyebut nama saya di dalam perjuangannya. Aku tahu kalian kecewa, tapi begitulah hidup kita lihat, bukan bagaimana anda melihat aku tapi bagaimanan kita melihat rakyat. 

Saya ingin tetap emak-emak berjuang di garis itu. Ratna coud be someone, could be nobody.

Tapi kalian adalah emak-emak Indonesia yang akan terus berjuang. Aku juga meminta maaf kepada semua pihak, semua, yang terkena dampak dari apa yang saya lakukan.

Saya juga meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras saya kritik dan kali ini berbalik ke saya, kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan semua negeri.

Mari kita semua mengambil pelajaran dari kejadian ini bangsa kita ini dalam keadaan tidak baik. seperti apa yang saya lakukan ini seperti apa yang kita hebohkan selama ini, segala sesuatu yang kita hebohkan ini segala sesuatu yang tidakkpenting mari kita hentikan

Saya minta kepada kawan-kawan wartawan saya minta maaf saya tidak memberikan kesempatan tanya jawab, karena sensitifnya persoalan ini dan saya takut terjadi salah pengertian. Saya sudah memberikan pernyataan, tolong itu diterima dengan baik.

Dan dengan adanya klarifikasi ini saya harap saya minta tidak ada lagi polemik setelah hari ini.

Terima kasih 

Wassalamualaikum 
(dkp/fjp)

No comments:

Post a Comment