Jakarta  - Perjalanan pengusaha mebel ini, baik di dunia bisnis maupun di dunia politik berakhir manis. Konsep blusukan dengan terjun ke lapangan dan menemui masyarakat mengantarkan Joko Widodo menjadi wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta dan presiden RI ke-7 pada 2014 lalu.

Kini, pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 ini kembali mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden RI untuk dua periode, 2019-2024.

"Saya memutuskan kembali mencalonkan diri sebagai calon Presiden RI periode 2019-2024. Keputusan ini adalah tanggung jawab besar, erat kaitannya dengan cita-cita untuk meneruskan mimpi besar Indonesia maju dalam melanjutkan pembangunan dan berkeadilan di seluruh pelosok," kata Jokowi saat pengumuman di Restoran Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8).

Dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen masyarakat, maka Jokowi memutuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari parpol Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampinginya sebagai cawapres 2019-2024 adalah KH Ma'ruf Amin.

Pengumuman ini dihadiri oleh seluruh ketum parpol Koalisi Indonesia Kerja, diantaranya Megawati Soekarnoputri (PDIP), Surya Paloh (Nasdem), Oesman Sapta Odang (Hanura), Muhaimin Iskandar (PKB), Airlangga Hartarto (Golkar), Romahurmuziy (PPP), Hary Tanoesoedibjo (Perindo), dan Grace Natalie (PSI).

Jokowi mulai menjabat sebagai presiden RI ke-7 sejak 20 Oktober 2014 bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014.

Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo ini pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014 didampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur.

Suami dari Iriana ini juga pernah menjabat Wali Kota Surakarta (Solo), sejak 28 Juli 2005 sampai dengan 1 Oktober 2012 didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.

Dua tahun menjalani periode keduanya menjadi Wali Kota Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), untuk bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Jokowi mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik. Kemenangan di Pilkada DKI Jakarta 2012 dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang "muda" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.

Di kutip dari wikipedia, Jokowi dibesarkan dari keluarga sederhana. Bahkan dia mengalami beberapa kali pindah rumah karena digusur tempat tinggalnya. Sejak kecil Jokowi tidak mau menyusahkan orang tuanya. Ia tidak malu membantu orang tuanya untuk bekerja.

Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki.

Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di usia 12 tahun. Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali pada masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga.

Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika lulus SMP, ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta. Jokowi menikah dengan Iriana di Solo, tanggal 24 Desember 1986, dan memiliki 3 orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka (1988), Kahiyang Ayu (1991), dan Kaesang Pangarep (1995).

Dengan kemampuan akademis yang dimiliki, Jokowi diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta".

Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Namun ia merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang sedang hamil tujuh bulan.

Jokowi pun bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik pamannya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati. Pada tahun 1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya.

Usahanya sempat berjaya dan juga naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan pinjaman modal Rp 30 juta dari Ibunya.

Usaha ini membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini, "Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya.

Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah Surakarta.

Berbekal pengalamannya dalam mengelola bisnis mebel, Jokowi berani terjun ke dunia politik untuk memimpin kota kelahirannya itu dan berhasil hingga akhirnya menjadi presiden RI.

Karier yang pernah diembannya, Pegawai PT Kertas Kraft Aceh pada 1986, Pengusaha Mebel (1988), Wali Kota Solo (2005-2010) dan (2010-2012), Gubernur DKI Jakarta (2012-2014), dan Presiden Republik Indonesia (2014-2019).

Penghargaan yang pernah diraihnya, Bintang Jasa Utama - Presiden Republik Indonesia, Piala Citra Bhakti Abdi Negara (2008-2009-2010) - Presiden Republik Indonesia, E-government - Kemkominfo,  Adiupaya Puritama - Kemenpera, Best City Award - Delgosea, Pengendali inflasi - Bank Indonesia, Tata ruang kedua terbaik se-Indonesia - Kementrian PU, Top 50 Leaders dari Fortune, Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan - Kemenaker, Bung Hatta Anti Corruption Award - Meutia Hatta, Anti Gratifikasi - KPK, Program Perlindungan Anak - UNICEF Tahun 2006, Wali kota No.3 Terbaik Dunia - The City Mayors Foundation, Pencapaian target MDGs Untuk program KJP dan KJS - Bappenas, Pangripta Nusantara Utama - Bappenas, dan Nominasi World Mayor Tahun 2012.

Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/735380/profil-wong-solo-kembali-maju-pilpres-2019