Presiden Joko Widodo selalu menekankan pembangunan merata untuk mewujudkan keadilan sosial. Presiden mengubah konsep pembangunan pemerintah sebelumnya yaitu Jawa Sentris menjadi Indonesia Centris.
Hal ini dikatakan oleh Koordinator Humas Kaleidoskop Perjuangan Relawan Jokowi, Fendy Mugni dalam pernyataan persnya di Jakarta, Senin (25/4). Fendy menjelaskan, sebelum Jokowi terpilih pada 2014, terjadi ketimpangan dalam Pembangunan yang berdasarkan pada Konsep pembangunan Jawa Sentris yang menimbulkan daya saing rendah, pembangunan tidak merata.
Selain itu juga menciptakan ketidak percayaan terhadap pusat sehingga menimbulkan pemberontakan-pemberontakan dimana-mana, seperti Darul Islam, RMS, PRRI, terakhir Papua, Papua Barat dan Aceh Merdeka (telah terjadi kesepakatan damai dalam bentuk MoU Helsinki) dan Ketiga Provinsi tersebut telah diberikan status otonomi khusus (otsus) oleh Pemerintah Nasional.
“Setelah dilantik sebagai Presiden, Joko Widodo telah merubah arah kebijakan pemerintah sebelumnya, dari konsep Jawa Sentris menjadi konsep Indonesia Centris dalam bentuk implementasi program unggulan Presiden Jokowi 2014-2019,” kata Fendy.
Fendy mengatakan, hal ini juga didukung oleh pernyataan Deputi empat Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Eko Sulistyo pada diskusi terbuka dalam rangkaian acara Kaleidoskop Perjuangan Relawan Jokowi di Plaza Atrium Senen, Jakarta, Minggu (25/4), yang juga menghadirkan Pengamat Politik UIN, Ray Rangkuti dan di moderatori oleh Ketua KIB, Reinhard Parapat.
Dalam diskusi tersebut, Eko mengatakan dalam lima tahun target pencapaian yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo (2014-2019) adalah pembangunan jalan tol mencapai 1.000 kilometer disebaran Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua.
Eko menerangkan hingga akhir 2015, realisasi pencapaian ruas baru sekitar 132,35 kilometer (Km), dengan beroperasinya ruas Tol Cikopo—Palimanan sepanjang 116 Km menjadi awal yang baik kepercayaan publik atas keseriusan Target Presiden Jokowi untuk mencapai 1.000 Km sampai akhir 2019 nanti.
“Bandingkan selama Indonesia merdeka (lebih 70 tahun) jalan tol hanya dapat direalisasikan sepanjang 800 Km,” tutur Eko.
Eko menambahkan, bila dipercaya kembali memimpin oleh rakyat di tahun 2019-2024, Pemerintahan Joko Widodo akan menargetkan lebih dari 2.000 Km tol yang akan dirasakan oleh masyarakat diseluruh wilayah Indonesia, terbentang dari Sumatera hingga Papua. “Sehingga selama periode tahun 2014 hingga tahun 2024 kedepan akan ada penambahan jalan tol sepanjang 3.000 Km lebih yang akan di realisasikan oleh Pemerintahan Joko Widodo nanti.” jelasnya.
Poros Maritim Dunia
Terkait poros maritim dunia, Eko memaparkan wilayah Air Indonesia yang kaya kaya sumber daya maritim, seperti ikan, gas, minyak dan keragaman hayati, serta strategis di apit oleh dua samudera, yang menjadi poros pelayaran dunia, merupakan faktor penting dalam mengelola kekayaaan laut dan juga menjaga kebebasan dan keamanan navigasi pelayaran internasional terutama di persimpangan jalur laut yang menghubungkan perdagangan Barat-Timur dan Utara-Selatan.
“Semuanya akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia kedepan.” Tegasnya.
Sebagai catatan terakhir pemaparan diskusi oleh Eko Sulistyo juga menambahkan jika Pemerintahan Jokowi akan berkomitmen penuh untuk memastikan fokus arah Pembangunan Indonesia Centris bukan Jawa Centris, pembangunan akan digiatkan lebih dominan diluar pulau Jawa.
Sementara, Pengamat politik, Ray Rangkuti mengatakan peran Relawan sangat penting untuk selalu memonitoring program-program arah kegiatan Kementerian apakah sudah sesuai dengan arahan target program yang telah diberikan Presiden Jokowi. “Sehingga harapan kedepan, rakyat sudah dapat memanfaatkan sebesar-besarnya atas pencapaian pembangunan yang telah dibuat oleh Pemerintahan Jokowi,” kata Ray yang juga Direktur Lima.
Sumber : http://stopfitnah.com/jokowi-wujudkan-pembangunan-merata-dari-jawa-sentris-menjadi-indonesia-sentris/
No comments:
Post a Comment